Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Wahai
Sahabat Seimanku,
Bagaimana
kabarnya ? Semoga kita semua selalu berada dalam lindungan Illahi Rabbi,
Aamiin...
Jika
kita mendengar kata ghibah dan fitnah, rasanya kedua kata tersebut
sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Benar tidak ? Sering kali kita dengar
bahkan jumpai disekeliling kita. Baik itu ditujukkan untuk kita maupun untuk
orang lain.
Pada
postingan kali ini kita akan membahas perbedaan antara ghibah dengan fitnah.
Apasih perbedaan dari
kedua kata tersebut ? Silahkan dibaca ya...
Ghibah
dan Fitnah, sebenarnya dua kata tersebut mempunyai arti yang beda-beda tipis.
Bisa dikatakan sama tapi tak serupa. Persamaannya yaitu sama-sama membicarakan
keburukan orang lain, sedangkan perbedaannya dilihat dari konteksnya, nyata
atau tidak, asli atau palsu dan segala kata yang percis dengan itu.
Ghibah
(menggunjing) merupakan salah satu perbuatan keji dan kotor. Perbuatan yang
tidak bermoral, yang dimana seseorang memberitahukan atau menceritakan suatu
keburukan atau aib kepada orang lain tanpa sepengetahuan orang yang dimaksudkan
itu. Menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim, sedang ia
tidak suka jika hal tersebut disebutkan, baik soal keadaan fisik, akhlak, harta serta tahta dan
lain sebagainya.
Untuk
melakukan hal tersebut, caranya pun bermacam-macam. Ada yang membeberkan aibnya
tanpa pikir panjang, ada pula yang menirukan atau memperagakan gerak gerik
serta tingkah laku orang yang dipergunjingkan. Naudzbubillah!
Ghibah,
mengumpat, menggunjing merupakan salah
satu dosa besar. Bahkan Allah menyebutkan dalam Al Quran, bagi orang yang suka
menggunjing atau menghibah itu diibaratkan dengan seseorang yang memakan
bangkai saudaranya sendiri. Mencium bau bangkai tikus saja manusia sudah mual
dan merasakan jijik, bagaimana dengan memakan bangkai saudaranya sendiri ?
(coba bayangkan)
Allah
berfirman :
“Hai orang-orang yang
beriman, jauhilah segala macam prasangka, sesungguhnya berprasangka dalam
beberapa hal itu berdosa; dan janganlah kamu mencari-cari keburukan orang; dan
jangan pula sebagian kamu mengumpat kepada sebagian yang lain. Apakah ada
seseorang diantara kamu suka makan daging saudaranya yang telah mati ? Maka
(tentu) kamu jijik memakannya. Dan bertakwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah
Maha Menerima Tobat lagi mencurahkan rahmatNya” (QS. Al-Hujarat: 12)
Menurut
Ali bin Abu Thalib seperti dinukil al maraghi
berkata, “Hindarilah pergunjingan
(ghibah), karena ia adalah makanan anjing-anjing manusia.”
Orang
yang suka melakukan ghibah, bukanlah orang yang hebat melainkan orang yang
menunjukkan kelemahan dan kemiskinan diri. Seandainya ia kaya, ia tidak akan
menggunjing orang lain, karena menurutnya masih banyak masalah-masalah atau
kerjaan lain yang lebih berguna dan bermanfaat untuk dibicarakan.
“Barang siapa menolak
(ghibah) atas kehormtan saudaranya, niscaya pada hari kiamat Allah akan menolak
menghindarkan api neraka dari wajahnya.” (HR. Ahmad)
Lalu bagaimana dengan
fitnah ?
Fitnah
dengan ghibah itu berbeda, namun tujuannya tetaplah sama atau mirip. Sudah
dijelaskan pada awal postingan bahwa keduanya itu sama tapi tak serupa.
Ghibah
maupun fitnah adalah sama-sama penyakit hati yang akan menggerogoti kebaikan
kita serta mendatangkan keburukan dan membuang waktu untuk hal yang sama sekali
tidaklah berguna.
Fitnah
yaitu membicarakan keburukan atau kejelekan orang lain, sedangkan orang yang
dibicarakan tidak melakukan atau tidak sesuai dengan apa yang dibicarakannya. Fitnah
biasanya akan pecah atau tersebar luas karena telah dibakar kedengkian serta
kebencian kepada seseorang. Fitnah pula merupakan kejahatan tertinggi yang
diproduksi oleh lidah. (bukan berarti ghibah diperbolehkan ya. Tetap saja
ghibah itu dilarang).
Menurut
Wikipedia, Fitnah merupakan komunikasi kepada satu orang atau lebih yang
bertujuan untuk memberikan stigma negatif atas suatu peristiwa yang dilakukan
oleh pihak lain berdasarkan atas fakta palsu yang dapat mempengaruhi
penghormatan, wibawa, atau reputasi seseorang. Kata fitnah diserap oleh bahasa
Arab, dan pengertian aslinya adalah cobaan atau ujian.
Kata
“fitnah” sudah melekat dalam lidah semua orang, bahwa fitnah itu lebih kejam
daripada pembunuhan, namun faktanya berbeda, masih banyak sekali yang suka
memfitnah sesama kita. Astaghfirullah!
Fitnah
diibaratkan menyulut ranting kering. Ia akan cepat sekali merebak kemana-mana
dan membakar apapun yang ada disekelilingnya. Cara terbaik untuk menghindarinya
yaitu tetaplah mengingat Allah serta jangan pernah berhenti untuk mengucapkan istighfar saat ada dorongan kuat dari
nafsu untuk berbuat itu.
Sudah
jelas bukan perbedaan antara fitnah dengan ghibah ?
Memang
keduanya itu dilarang dan termasuk dosa besar. Namun dibalik itu, terdapat
hikmah lho didalamnya. Apalagi kalau bukan untuk menguji seberapa besar
kesabaran yang kita miliki.
Wallahu’alam
Bisshawab
Wassalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh